SEX EDUCATION TO ADOLESCENTS

By : Kuntjojo
A.     Background of the Problem
Adolescence is a phase of human development whereby someone experiences dramatic changes from a sexual to sexual. These changes mainly are marked by development of primary and secondary sexual characteristics. The development of sexual characteristics then causes development of sexual behavior such as attracted to another gender and having sexual drive. Sexual behavior of adolescents can lead to severe problems if it expressed uncotrolly or against the morality values. In fact, uncontrolled sexual behavior harms adolescents for three main reasons.
First of all, adolescents who have uncontrolled sexual behavior have high risk for fail in school. Sexual behavior such as dating causes adolescents ignore their time for leaning. Beside lack time for learning, they also face a concentration problem in learning. Therefore, most of them face fail in learning some subjects even fail in school.

DIMENSI AKSIOLOGIS PERKEMBANGAN ILMU


Oleh : Kuntjojo

A. Pendahuluan
Ilmu telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Indikasi untuk itu adalah munculnya ilmu-ilmu yang baru, semakin bertambahnya cabang-cabang dari ilmu tertentu yang telah ada, serta ditemukannya teori-teori ilmiah dalam berbagai bidang. Berkembangnya ilmu membawa keuntungan dan kemudahan bagi kehidupan manusia yaitu banyaknya persoalan yang dapat terpecahkan dan banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu beserta penerapannya, yaitu teknologi, merupakan unsur kebudayaan yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia.

DIMENSI ONTOLOGIS ILMU

Oleh: Kuntjojo

1.    Beberapa Tafsiran Metafisika
Ontologi merupakan cabang dari metafisika yang membicarakan eksistensi dan ragam-ragam dari suatu kenyataan. Ada beberapa tafsiran tentang kenyataan diantaranya adalah supernaturalisme dan naturalisme. Menurut supernaturalisme, bahwa terdapat wujud-wujud yang bersifat gaib (supernatural) dan wujud ini bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibanding wujud alam yang nyata. Animisme, pandangan yang menyatakan bahwa terdapat roh-roh yang bersifat gaib, yang terdapat dalam benda-benda tertentu, seperti batu, gua, keris, dst., merupakan kepercayaan yang didasarkan supernaturalisme.
Ada pandangan yang bertolak belakang dengan supernaturalisme. Pandangan ini dikenal dengan naturalisme. Materialisme,  merupakan paham yang berdasarkan naturalisme, mengganggap bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan gaib tetapi oleh kekuatan yang terdapat dalam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dengan demikian dapat diketahui.  Tokoh yang dipandang sebagai pioner materialisme adalah Democritos (460-370 SM).

ILMU DAN UPAYA MANUSIA UNTUK MEMPEROLEH KEBENARAN

Oleh: Drs. Kuntjojo
1.   Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk yang berakal budi. Dengan akal budinya, manusia mampu mengembangkan kemampuan yang spesisifik manusiawi, yang menyangkut daya cipta, rasa maupun karsa. Dengan akal budinya, maka kemampuan bersuara bisa menjadi kemampuan berbahasa dan berkomunikasi. Manusia mampu menciptakan dan menggunakan symbol-simbol dalam kehidupan sehari-hari, sehingga oleh Ernst Cassirer disebut sebagai animal symbolicum (Suriasumantri, 2005: 171).
Adanya akal budi juga menyebabkan manusia mampu berpikir abstrak dan konseptual sehingga manusia disebut sebagai makhluk pemikir (homosapiens). Aristoteles menyebut manusia karena kemampuan sebagai animal that reason, dengan cirri utamanya selalu ingin mengetahui. Pada manusia melekat kehausan intelektual (intellectual curiousity), yang menjelma dalam aneka wujud pertanyaan (Rinjin, 1996: 9).

PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Oleh : Kuntjojo
A.   Hakikat Anak Usia Dini
Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN RETARDASI MENTAL

Oleh: Kuntjojo
A.     Pengertian Retardasi Mental
Retardasi mental adalah kelainan ataua kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental (W.F. Maramis, 2005: 386).
Pada Wikipedia (The Free Encyclopedia, 2010), dinyatakan: Mental retardation (MR) is a generalized disorder, characterized by significantly impaired cognitive functioning and deficits in two or more adaptive behaviors with onset before the age of 18. It has historically been defined as an Intelligence Quotient score under 70. The term "mental retardation" is a diagnostic term denoting the group of disconnected categories of mental functioning such as "idiot", "imbecile", and "moron" derived from early IQ tests, which acquired pejorative connotations in popular discourse.

PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

Oleh : Tim Wacana Nusantara
Dikutip dari Wacana Nusantara, 23 Oktober 2010
(www.wacananusantara.org/)

Apa yang kira-kira terlintas dalam benak ketika kita menyebutkan nama-nama seperti Hayam Wuruk, Sanjaya, Purnawarman, Mulawarman, Sultan Hasanuddin, Patiunus, Pattimura, atau sederet nama lain yang telah mengukirkan nama dalam sejarah bangsanya? Apa yang kemudian menjadikan pendahulu-pendahulu kita tercatat dalam ingatan dan sejarah? Lantas, apa yang akan ditulis oleh orang-orang jauh di masa depan tentang kita?
Sejarah tidak akan menulis sebuah peristiwa biasa-biasa saja, ia tidak akan merekam seorang tokoh yang biasa-biasa saja. Sejarah akan menulis peristiwa dan merekam tokoh yang luar biasa, yang mengubah wajah peradaban sekelompok masyarakat atau dunia. Bagaimana pun kiprah seorang Tan Malaka berusaha dilupakan, sejarah akan tetap menjemput dan mencatatnya, sedalam apa pun Perang Paregreg mencoba dikubur, sejarah akan tetap mengangkatnya ke permukaan.

TEORI KEPRIBADIAN

 Oleh: Kuntjojo
A.  Pengertian Teori Kepribadian
Teori merupakan salah satu unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau ilmu, termasuk psikologi kepribadian. Tanpa teori kepribadian usaha memahami perilaku dan kepribadian manusia pasti sulit untuk dilaksanakan. Apakah yang dimaksud dengan teori kepribadian ?  Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 1991 : 5), teori kepriadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia.

KONSEP-KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Oleh : Kuntjojo
A.    Pengertian dan Karakteristik Anak Usia Dini
Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

KECERDASAN INTERPERSONAL

Oleh : Kuntjojo
1.    Pengertian Kecerdasan Interpersonal
Menurut Lwin et al (2008: 197), kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak.
Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas untuk memahami maksud, motivasi, dan keinginan orang lain (Prasetyo dan Andriani, 2009: 74).  Kecerdasan interpersonal, menurut Safaria (2005: 23), merupakan kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menang-menang atau saling menguntungkan (Safaria, 2005: 23).  Menurut Safaria (2005: 23) individu yang tingggi kecerdasan interpersonalnya akan mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan orang lain, berempati secara baik, mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang lain, dapat dengan cepat memahami temperamen, sifat, suasana hati, motif orang lain.

PERANAN METAKOGNISI DALAM KEBERHASILAN BELAJAR

Oleh: Kuntjojo
1.  Pengertian Metakognisi
Istilah metakognisi yang dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan metacognition berasal dari dua kata yang dirangkai yaitu meta  dan kognisi (cognition). Istilah meta berasal ari bahasa Yunani μετά yang  dalam  bahasa Inggris diterjemahkan dengan after, beyond, with, adjacent),  adalah suatu prefik yang dugunakan dalam bahasa Inggris untuk menjukkan pada suatu abstraksi dari suatu  konsep. (Wikipedia, Free Encyclopedia, 2008). Sedangkan cognition, menurut Ensklopedia tersebut berasal dari bahasa Latin yaitu cognoscere, yang berarti mengetahui (to know)  dan mengenal (to recognize). Kognisi,  disebut  juga gejala-gejala  pengenalan, merupakan “the act or process of knowing  including both awareness and judgement”  (Webster’s  Seventh New Collegiate Dictionary, 1972 : 161). Sementara itu Huitt (2005) menyatakan “cognition refers to the process of coming to know and understand; the process of encoding, storing, processing, retrieving information.” 

BERPIKIR POSITIF JALAN MENUJU KEHIDUPAN POSITIF

 Oleh: Kuntjojo

A.  Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki kemampuan paling baik. Salah satu kemampuan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup yang lain adalah kemampuan berpikir. Dari berbagai kemampuan yang ada pada manusia, berpikir merupakan kemampuan yang memegang peranan penting dalam menentukan kualitas hidupnya. Namun demikian tidak setiap orang mampu mengoptimalkan peran kemampuan ini. Salah satu usaha yang mestinya dilakukan agar pikiran bisa berperan secara baik adalah belajar untuk berpikir positif.